Di dalam s.e.r.u.n.i kutelusuri diri Mu.
“Isteri saya memegang tasbih coklat itu....dan dia komat-kamit...saya yakin dia sedang wiridan.....dan saya yakin Nadira menerima hembusan wirid itu ke daun telinganya.....”
Kali ini Tara yakin, dia melihat mata tua yang berkaca-kaca.
Tara teringat bagaimana dia menemukan Nadira di bawah kolong meja yang memejamkan mata sambil komat kamit.
“Mungkin...mungkin jika Nadira memegang tasbih ibunya itu...dia akan bisa lebih tenang. Lebih ikhlas dengan kepergian ibunya,” kata Tara, penuh harap.
Bram menghela nafas. Dia menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Tasbih itu tidak ada pada saya, Tara....”
ATAU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.