Sinopsis:
Halo, namaku Jenny Angkasa dan hidupku saat ini bagaikan deretan mimpi buruk. Pertama-tama, aku dimusuhi Hanny, cewek paling populer di sekolah yang tadinya adalah sahabatku satu-satunya. Mantan sohibku itu kini menganggapku lebih rendah daripada amuba, bahkan aku dikutuk untuk menjalani hidup sial selamanya.
Kedua, dua teman sekelasku yang memiliki nama yang sama denganku mengalami kecelakaan yang sangat mengerikan. Berdasarkan observasi umum, aku akan menjadi korban berikutnya. Bagaimana aku tidak deg-degan?
Ketiga, aku mulai uring-uringan tinggal di rumah yang sudah kudiami selama enam tahun terakhir ini. Memang sih, kabarnya rumahku dihantui oleh wanita bergaun putih dan berambut panjang serta seorang anak perempuan kecil. Tapi selama ini kami hidup berdampingan tanpa saling mengganggu kok. Kini, mendadak saja di rumahku muncul kejadian misterius.
Apa yang terjadi sebenarnya? Benarkah penyebab semua masalah ini adalah hantu-hantu masa lalu? Atau gara-gara kutukan Hanny yang ternyata manjur banget? Atau ada misteri lain di balik semua ini?
Di SMA Persada Internasional, Hanny Pelangi, siswi kelas X-3 langsung melejit menjadi cewek populer setelah melewati pekan MOS. Berbeda dengan Hanny, Jenny Angkasa, sahabat cewek populer Hanny adalah cewek biasa-biasa saja dan cenderung tertutup. Berkat Hanny-lah, pergaulan sosial Jenny lebih terbuka dan aktif yang selama ini tertutup karena orangtua Jenny yang workaholic dan Jenny sendiri yang jarang menampakkan diri di luar rumah. Namun, keretakan persahabatannya dengan Hanny mengubah segalanya. Jenny disumpahin Hanny untuk menjalani hidup sial selamanya. 2 siswi yang bernama sama dengan Jenny, mengalami kecelakaan mengerikan. Bagaimana Jenny tidak ketar-ketir? Tinggal di rumah yang diisukan berhantu Jenny merasa baik-baik saja selama 6 tahun berdiam di sana. Tapi, kejadian-kejadian aneh mulai terjadi tanpa sebab yang jelas. Berulang-ulang kali terjadi. Jenny yang kini sendirian lagi, didekati 2 cowok terganteng di sekolahnya, Tony dan Markus. Bersama keduanya, Jenny mulai bertualang, membongkar rahasia rumah suramnya. Di sinilah, kembali sejumlah teka-teki dan fakta mengejutkan mencuat lagi. Apa penyebab ini semuanya? Benarkah hanya hantu masa lalu? Bagaimana perkembangan persahabatan Hanny dan Jenny? Siapa dalang di balik semua ini? Siapa yang terobsesi dengan siapa pula? Akankah tragedi demi tragedi akan terbongkar? Atau sudah terlambat?
***
Usai membaca novel ini, baru sadar genre novel ini; thriller. Ya, novel thriller karangan penulis Indonesia, Lexie Xu. Awalnya sempat ketar-ketir membaca sinopsisnya, tapi diambil juga karena sampulnya yang membuat penasaran (tulisan Obsesi-nya dan sepasang mata dengan sorot tajam yang ada di bagian depan atas cover).
2 buah sudut pandang, dari tokoh Hanny dan Jenny, membuat kisah di novel ini makin oke. Cerita makin dieksplor secara luas. Meskipun Hanny dan Jenny bercerita, gaya bercerita keduanya sama sekali berbeda. Ciri khas Hanny tak ada di narasi Jenny. Dan begitu juga sebaliknya. Dan alih-alih membuat cerita menjadi bertele-tele panjang lebar, penggunaan dua buah POV 1 ini membuat para pembaca ikut terhayut akan pengalaman yang dialami Hanny dan Jenny lewat narasi masing-masing, yang tentu saja berbeda satu sama lain. Ini juga menandakan karakter yang kuat di novel pertama dari tetralogi Johan Series ini.
Kejadian demi kejadian diceritakan dengan diksi yang pas, apalagi saat kejadian mengerikan dan menguncang adrenalin terjadi. :D Meskipun bergenre thriller dan dibalut serangkaian kejadian mengerikan yang memancing bulu kuduk berdiri tegak, novel ini juga berbalutkan romance dan comedy yang membuat novel ini tampak berbeda. Tapi, tentu saja, adegan romance dan comedy yang menjadi pencair suasana tetap tidak menghilangkan aura thriller yang melekat kuat di novel ini.
Sang penulis, Lexie Xu, benar-benar mengeksekusi segalanya dengan baik, dari segala sudut.
"Aku melihat tangan itu terulur, tangan yang pucat dan tinggal tulang, mencengkeram leher Jenny, dan Jenny menjerit keras-keras."
Konflik yang ada sangat jelas tergambar sekali, sehingga pembaca tak perlu bingung. Sumber konflik juga jelas dan tidak muter-muter seperti komedi putar. Nyaman sekali membacanya. Yang paling saya suka adalah bagaimana cara Ci Lexie menuliskan narasi yang begitu hidup. Saya seperti berada dalam satu lorong petualangan, dan di sana saya disekap serta melewati serangkaian kejadian mengerikan juga menguji nyali. Di sana, saya benar-benar dibawa dengan halus, nyaman, tanpa paksaan, diselingi cekikikan tertahan, tawa lebar, terpana, dan kemudian kembali dibawa adrenalin, roller-coaster bernama menegangkan, dan tangan-tangan yang terasa merayap-rayap. Saya baru benar-benar dilepas dari lorong petualangan itu saat mencapai tahap akhir. Segala perasaan, ekspresi, tingkah laku saat memasuki "lorong petualangan" itu masih melekat di memori otak. Dan helaan napas, senyum lebar, juga rasa ingin masuk ke lorong itu lagi terasa sekali.
"Biasanya aku tidur jam sepuluh malam, tapi malam ini mataku masih tetap nyalang saat jam beker di samping tempat tidurku menunjukkan pukul dua belas. Akhirnya, aku mengerti juga apa yang dimaksud istilah 'cilaka butut'."
Berniat merasakan adrenalin menegangkan dari novel ini? Bagaimana ending dari kisah ini? Akankah berakhir dengan sempurna, sesuai rencana, atau melenceng jauh dari yang diharapkan? Apakah rahasia akan terkuak? Lantas siapa pemilik sepasang mata tajam di depan sampul tersebut? Dan apakah tokoh-tokoh di novel ini akan berakhir dengan selamat? Apakah Anda berani menuntaskan novel ini? ;)
Totally awesome.
Highly recommended.
Adalah menyesal melewatkan novel thriller oke karya penulis Indonesia ini.
Ah, Agatha Christie, sepertinya sudah ada nih calon penerusnya. ;) hehe.
Lihat Novel Johan Series lainnya DISINI
Kedua, dua teman sekelasku yang memiliki nama yang sama denganku mengalami kecelakaan yang sangat mengerikan. Berdasarkan observasi umum, aku akan menjadi korban berikutnya. Bagaimana aku tidak deg-degan?
Ketiga, aku mulai uring-uringan tinggal di rumah yang sudah kudiami selama enam tahun terakhir ini. Memang sih, kabarnya rumahku dihantui oleh wanita bergaun putih dan berambut panjang serta seorang anak perempuan kecil. Tapi selama ini kami hidup berdampingan tanpa saling mengganggu kok. Kini, mendadak saja di rumahku muncul kejadian misterius.
Apa yang terjadi sebenarnya? Benarkah penyebab semua masalah ini adalah hantu-hantu masa lalu? Atau gara-gara kutukan Hanny yang ternyata manjur banget? Atau ada misteri lain di balik semua ini?
Di SMA Persada Internasional, Hanny Pelangi, siswi kelas X-3 langsung melejit menjadi cewek populer setelah melewati pekan MOS. Berbeda dengan Hanny, Jenny Angkasa, sahabat cewek populer Hanny adalah cewek biasa-biasa saja dan cenderung tertutup. Berkat Hanny-lah, pergaulan sosial Jenny lebih terbuka dan aktif yang selama ini tertutup karena orangtua Jenny yang workaholic dan Jenny sendiri yang jarang menampakkan diri di luar rumah. Namun, keretakan persahabatannya dengan Hanny mengubah segalanya. Jenny disumpahin Hanny untuk menjalani hidup sial selamanya. 2 siswi yang bernama sama dengan Jenny, mengalami kecelakaan mengerikan. Bagaimana Jenny tidak ketar-ketir? Tinggal di rumah yang diisukan berhantu Jenny merasa baik-baik saja selama 6 tahun berdiam di sana. Tapi, kejadian-kejadian aneh mulai terjadi tanpa sebab yang jelas. Berulang-ulang kali terjadi. Jenny yang kini sendirian lagi, didekati 2 cowok terganteng di sekolahnya, Tony dan Markus. Bersama keduanya, Jenny mulai bertualang, membongkar rahasia rumah suramnya. Di sinilah, kembali sejumlah teka-teki dan fakta mengejutkan mencuat lagi. Apa penyebab ini semuanya? Benarkah hanya hantu masa lalu? Bagaimana perkembangan persahabatan Hanny dan Jenny? Siapa dalang di balik semua ini? Siapa yang terobsesi dengan siapa pula? Akankah tragedi demi tragedi akan terbongkar? Atau sudah terlambat?
***
Usai membaca novel ini, baru sadar genre novel ini; thriller. Ya, novel thriller karangan penulis Indonesia, Lexie Xu. Awalnya sempat ketar-ketir membaca sinopsisnya, tapi diambil juga karena sampulnya yang membuat penasaran (tulisan Obsesi-nya dan sepasang mata dengan sorot tajam yang ada di bagian depan atas cover).
2 buah sudut pandang, dari tokoh Hanny dan Jenny, membuat kisah di novel ini makin oke. Cerita makin dieksplor secara luas. Meskipun Hanny dan Jenny bercerita, gaya bercerita keduanya sama sekali berbeda. Ciri khas Hanny tak ada di narasi Jenny. Dan begitu juga sebaliknya. Dan alih-alih membuat cerita menjadi bertele-tele panjang lebar, penggunaan dua buah POV 1 ini membuat para pembaca ikut terhayut akan pengalaman yang dialami Hanny dan Jenny lewat narasi masing-masing, yang tentu saja berbeda satu sama lain. Ini juga menandakan karakter yang kuat di novel pertama dari tetralogi Johan Series ini.
Kejadian demi kejadian diceritakan dengan diksi yang pas, apalagi saat kejadian mengerikan dan menguncang adrenalin terjadi. :D Meskipun bergenre thriller dan dibalut serangkaian kejadian mengerikan yang memancing bulu kuduk berdiri tegak, novel ini juga berbalutkan romance dan comedy yang membuat novel ini tampak berbeda. Tapi, tentu saja, adegan romance dan comedy yang menjadi pencair suasana tetap tidak menghilangkan aura thriller yang melekat kuat di novel ini.
Sang penulis, Lexie Xu, benar-benar mengeksekusi segalanya dengan baik, dari segala sudut.
"Aku melihat tangan itu terulur, tangan yang pucat dan tinggal tulang, mencengkeram leher Jenny, dan Jenny menjerit keras-keras."
Konflik yang ada sangat jelas tergambar sekali, sehingga pembaca tak perlu bingung. Sumber konflik juga jelas dan tidak muter-muter seperti komedi putar. Nyaman sekali membacanya. Yang paling saya suka adalah bagaimana cara Ci Lexie menuliskan narasi yang begitu hidup. Saya seperti berada dalam satu lorong petualangan, dan di sana saya disekap serta melewati serangkaian kejadian mengerikan juga menguji nyali. Di sana, saya benar-benar dibawa dengan halus, nyaman, tanpa paksaan, diselingi cekikikan tertahan, tawa lebar, terpana, dan kemudian kembali dibawa adrenalin, roller-coaster bernama menegangkan, dan tangan-tangan yang terasa merayap-rayap. Saya baru benar-benar dilepas dari lorong petualangan itu saat mencapai tahap akhir. Segala perasaan, ekspresi, tingkah laku saat memasuki "lorong petualangan" itu masih melekat di memori otak. Dan helaan napas, senyum lebar, juga rasa ingin masuk ke lorong itu lagi terasa sekali.
"Biasanya aku tidur jam sepuluh malam, tapi malam ini mataku masih tetap nyalang saat jam beker di samping tempat tidurku menunjukkan pukul dua belas. Akhirnya, aku mengerti juga apa yang dimaksud istilah 'cilaka butut'."
Berniat merasakan adrenalin menegangkan dari novel ini? Bagaimana ending dari kisah ini? Akankah berakhir dengan sempurna, sesuai rencana, atau melenceng jauh dari yang diharapkan? Apakah rahasia akan terkuak? Lantas siapa pemilik sepasang mata tajam di depan sampul tersebut? Dan apakah tokoh-tokoh di novel ini akan berakhir dengan selamat? Apakah Anda berani menuntaskan novel ini? ;)
Totally awesome.
Highly recommended.
Adalah menyesal melewatkan novel thriller oke karya penulis Indonesia ini.
Ah, Agatha Christie, sepertinya sudah ada nih calon penerusnya. ;) hehe.
Lihat Novel Johan Series lainnya DISINI
Penulis: Lexie Xu
Penerbit: PT. Grameda Pustaka Utama
ISBN13: 9786020312934
Format: .pdf
Filesize: 25MB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.