Prolog
AL MAGHRIB!
Kubisikkan salam begitu kaki menginjak lantai bandara, setelah penerbangan panjang dengan transit dari Jakarta. Seperti dugaanku, prosedur kedatangan berlangsung dalam tempo lambat. Tapi, aku beruntung, koper biruku muncul cepat di bagian pengambilan bagasi.
Begitu mengedarkan pandangan berkeliling, aku sadar, kekhawatiran bakal terintimidasi oleh busana serbarapat berwarna gelap ala negeri Arab, ternyata sama sekali tidak beralasan. Dengan kerudun mungil, kaus lengan panjang bergaris, dan harem pants ini, kurasa aku masih terlihat… normal. Maroko ternyata cukup modern. Barangkali lantaran posisi geografisnya yang berbatasan dengan Benua Biru.
Sopir penjemput dari hotel sangat ramah. Wajahnya tipikal Timur Tengah, dalam pahatan tajam menawan. Selain bahasa Inggris yang diucapkan kepadaku, telingaku menangkap bahasa Prancis fasih meluncur dari bibirnya yang tak henti tersenyum. “This way, please.” Dia sopan mempersilakan. Lagi-lagi diinngi senyuman. Aku ikut tersenyum. Sepertinya aku akan menyukai negeri pertarnaku di benua Afrika ini. Al Maghrib Al Aqsa. Kita mengenal negeri ini dengan nama lain. Kerajaan Maroko.
Judul : Love In Marrakech
Karya : Irene Dyah
Download : Love In Marrakech.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.