I'M one of those weird people who loves airports. There’s just something liberating yet soothing about it. Bahkan saat aku di situ untuk terbang demi urusan bisnis, bandara itu seperti tempat peristirahatan sementara.
A temporary break from my mundane life. Tentu nanti begitu mendarat bakal langsung sibuk dengan tumpukan pekerjaan apa pun yang menanti, tapi sementara ini aku bisa "parkir" dulu di sini.
I admire people who have the ability to sit still. Karena aku tidak bisa. Sudah bertahuntahun tidak bisa. Aku harus selalu menyibukkan diri dengan sesuatu, karena setiap aku diam, my mind would start to wonder to places I don’t want it to wonder to.
Baca juga : Novel Bulan karya tere liye
Mempertanyakan makna hidup, tujuan hidup ini sebenarnya mau ngapain, apakah aku sudah melakukan apa yang seharusnya aku lakukan sebagai manusia pada umur segini. Rasanya seperti dikejarkejar Ligwina Hananto yang setiap mengajar financial planningselalu bertanya, "Tujuan lo apa?"
Truth is, aku tidak tahu tujuanku apa. I have no idea where I’m going in life. And it gets pretty scary some times if I let myself think about it. Yang aku tahu hanya menjalani hidup ini one day at a time, bekerja, makan, tidur, tertawa, ngobrol.
As long as I got some jobs to do and men to do, I’m fine. I should be fine. Walau sekarang yang bagian mennya itu sedang musim kemarau. Sudah setahun. So maybe I’m only half fine.
Judul : Critical Eleven
Karya : Ika Natassa
Download : Critical Eleven.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.