SEMUA usaha kami untuk berdalih sia-sia belaka.
Dengan hari dingin dicekam ketakutan, kulihat ia bersiap-siap membelaku. Konsentrasinya yang intens tak menunjukkan sedikit pun keraguan, meskipun ia kalah jumlah. Aku tahu kami tak bisa mengharapkan bantuan saat ini, keluarganya sedang berjuang mati-matian mempertahankan nyawa mereka, seperti yang ia lakukan untuk kami.
Apakah aku akan mengetahui hasil pertempuran lainnya. Mengetahui siapa yang menang dan siapa yang kalah. Masih hidupkah aku sehingga bisa mengetahuinya?
Peluangnya tidak begitu menggembirakan.
Mata hitam, liar dengan nafsu menggelora untuk membunuhku, mencari-cari peluang ketika pelindungku lengah. Momen saat aku pasti bakal mati. Nun jauh di sana, di dalam hutan yang dingin, seekor serigala melolong.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.