Novel versi digibook
Penulis: E.S. Ito
Bubarkan Indonesia
Bebaskan Nusantara
Bentuk Negara Kelima
Paragraf di atas adalah tuntutan dari kelompok yang melakukan rentetan pembunuhan terhadap tiga gadis muda dan seorang perwira polisi. Kelompok pelaku pembunuhan tersebut menggoreskan simbol piramid dengan belahan diagonal pada dua orang korban yang terbunuh. Simbol itu disebut Pillar Orichalcum, yang terbuat dari material yang nilainya melebihi apapun, kecuali emas pada masa Atlantis.
Adalah Timur Mangkuto, yang menjadi tokoh sentral dalam novel ini. Ia dicurigai sebagai pelaku pembunuhan terhadap Rudi (seorang perwira polisi) sahabatnya. Kecurigaan polisi ini didukung oleh alasan bahwa waktu keberadaan Timur mangkuto tidak berselang lama dengan waktu pembunuhan, seperti yang dikembangkan oleh bagian forensik. Saksi juga menjelaskan bahwa tidak ada orang lain tengah malam yang bertemu dengan Rudi, selain Timur mangkuto.
Dibantu Genta; seorang Sarjana Informatika membantu polisi menghentikan aksi petualangan ruang maya yang dilakukan oleh Kelompok Patriotik Radikal (KePaRad), Timur Mangkuto berhasil meloloskan diri. Bersama Genta juga Timur Mangkuto menemui Eva Duani, sejarawan Indonesia. Eva Duani bersama ayahnya (Prof. Duani Abdullah) berusaha membantu memecahkan teka-teki negara kelima. Untunglah Ayah Eva Duani memiliki kitab dialog "Timaues and Critias" karangan Plato pada kisaran tahun 360 SM.
Penulis: E.S. Ito
Bubarkan Indonesia
Bebaskan Nusantara
Bentuk Negara Kelima
Paragraf di atas adalah tuntutan dari kelompok yang melakukan rentetan pembunuhan terhadap tiga gadis muda dan seorang perwira polisi. Kelompok pelaku pembunuhan tersebut menggoreskan simbol piramid dengan belahan diagonal pada dua orang korban yang terbunuh. Simbol itu disebut Pillar Orichalcum, yang terbuat dari material yang nilainya melebihi apapun, kecuali emas pada masa Atlantis.
Adalah Timur Mangkuto, yang menjadi tokoh sentral dalam novel ini. Ia dicurigai sebagai pelaku pembunuhan terhadap Rudi (seorang perwira polisi) sahabatnya. Kecurigaan polisi ini didukung oleh alasan bahwa waktu keberadaan Timur mangkuto tidak berselang lama dengan waktu pembunuhan, seperti yang dikembangkan oleh bagian forensik. Saksi juga menjelaskan bahwa tidak ada orang lain tengah malam yang bertemu dengan Rudi, selain Timur mangkuto.
Dibantu Genta; seorang Sarjana Informatika membantu polisi menghentikan aksi petualangan ruang maya yang dilakukan oleh Kelompok Patriotik Radikal (KePaRad), Timur Mangkuto berhasil meloloskan diri. Bersama Genta juga Timur Mangkuto menemui Eva Duani, sejarawan Indonesia. Eva Duani bersama ayahnya (Prof. Duani Abdullah) berusaha membantu memecahkan teka-teki negara kelima. Untunglah Ayah Eva Duani memiliki kitab dialog "Timaues and Critias" karangan Plato pada kisaran tahun 360 SM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.