Rabu, 21 Maret 2018

Ebook Novel Perfect Couple oleh Asri Nurasyiah


REQUEST RAFI RAMDANI DARI GRUP INDOEBOOK

Sinopsis:
Jika kamu jomlo, kamu pantas iri dengan hubungan Anna dan Angga. Mereka adalah tetangga sekaligus peraih predikat #couplegoal di sekolah.

Bagi Anna, Angga adalah cowok yang sangat pengertian. Yah, meskipun kadang tetap saja cowok itu jadi korban omelan Anna. Bagi Angga, Anna adalah satu-satunya cewek di dunianya. Yah, meskipun temen-teman cowok sering meledek Angga karena ia nggak pernah melirik cewek lain.

Sikap Angga yang satu itu jadi masalah buat Anna. Bukannya cemburu kepada para penggemar Angga, Anna justru nggak suka cowok itu terlalu menjaga jarak dengan teman-teman cewek selain dirinya. Anna nggak mau dicap sebagai cewek overprotective! Namun, bagaimana jika akhirnya Angga mau membuka diri dan berteman dengan cewek? Benarkah Anna akan membiarkan Angga menikmati kebebasannya?

Ponsel menghampirinya Angga berbunyi . Dan, tertulis pagi caller itu. Satu I.D. “ Teddy panggilan Bear” .masuk Tanpa menunggu lebih lama, Angga langsung menempelkan ponsel itu ke kupingnya. “ Pagi, beruangku sayang,” sapa Angga ceria. “ Apa? Gue secantik ini disamain heruang? Najis ya lo, Ga, pokoknya gue benci sama lo. TITIK!” Angga menghela napasnya. Lalu, melirik kalender dinding di kamarnya. Ini pasti saatnya Anna beruhah jadi singa, seperti bulan-bulan biasanya, batin Angga. Belum apa-apa sudah kena semprot Anna. Pagi yang apes. Angga turun dari kamarnya dan langsung sarapan.

Dia tidak boleh terlambat menjemput Anna karena itu akan mempercepat perubahan Anna menjadi singa. Setelah selesai, Angga langsung menunggu Anna di dalam mobil, di depan rumah Anna. Hal ini bukan karena Angga takut bertemu dengan orang tua Anna. Toh, mereka juga sudah pacaran cukup lamadan keluarganya saling mengenal satu sama lain. Angga menunggu di dalam mobil untuk mengantisipasi jika Anna tiba-tiba meledak dan mengajaknya bertengkar. Cewek yang sedang datang bulan memang tidak bisa ditebak.

Anna masuk ke mobil Angga dengan raut wajah kusut. Keadaan menjadi canggung. Biasanya mereka selalu saja mempunyai topik pembicaraan, tetapi ketika Anna sedang PMS, hal itu tidak berlaku. Angga menjalankan mobilnya dengan kecepatan standar dan begitu hati-hati, antisipasi kalau bertemu dengan polisi tidur. Karena, jika Angga tidak hati-hati, Anna akan mengamuk.

“Gimana Na tidurnya, nyenyak?” tanya Angga mencari topik pembicaraan. “Apaan, sih, lo nanya-nanya? Nggak penting!” ujar Anna ketus. Tangan kiri Angga mencoba menggenggam tangan kanan Anna, tetapi Anna langsung menepisnya. “ Nyetir dulu aja, deh, lo. Gue nggak mau mati mendadak.” Harus ekstrasabar. Angga memilih Anna bukan karena kecantikan atau kebaikannya. Melainkan, ketika bersama dengan Anna, Angga merasa bahwa dia adalah lelaki sejati. “ Udah sarapan, Na?” Angga mencoba mencairkan suasana lagi. “ Nggak nafsu. Orang rumah pada nyebelin semuanya. Mana tadi Vina lama banget, lagi, di kamar mandi. Udah tahu ditungguin kamar mandinya, masih aja nyanyi-nyanyi nggak jelas,” cerocos Anna.

Angga melihat ke arah jam tangan yang tertempel di pergelangan tangannya. Pukul 06.30. Masih ada waktu 30 menit sebelum gerbang sekolah ditutup. Jarak rumah mereka menuju sekolah cukup dekat. Hanya perlu waktu 8— 10 menit. Setibanya di parkiran sekolah, Angga dengan sigap langsung membukakan pintu mobil untuk Anna. Satu tangan Angga terulur untuk membawakan tas Anna. Tangan Anna memegang perut, wajahnya pucat. Apa hari pertama PMS memang sesakit itu? “ Lo nggak apa-apa, kan, Na? Apa gue antar lo pulang lagi aja, biar lo istirahat di rumah?” tanya Angga khawatir. Anna menggeleng. “ Gue nggak apa-apa. Udah telanjur di sekolah juga, Ga.” “ Tapi, muka kamu pucat, Sayang. Aku takut kamu kenapa kenapa ” “ Kalo gue bilang nggak apa-apa, ya berarti nggak apa-apa! Nggak usah bawel!” bentak Anna. Lalu, dia berjalan menuju kelasnya meninggalkan Angga yang masih berdiri di samping mobil.

Angga menggelengkan kepalanya. Dia tidak pernah marah ataupun ilfeel dengan sifat Anna yang seperti ini. Karena, Angga tahu bahwa yang harus dia lakukan adalah memahami sifat Anna, bukan membencinya. Bagi Angga, kebahagiaan seorang perempuan adalah harga diri bagi seorang lelaki. Jika Anna menangis karena sikap atau perilakunya, Angga akan merasa bersalah. Meskipun Angga melakukannya secara tidak sengaja.

Bukan Angga tidak bisa mencari cewek selain Anna. Hanya saja, Angga sadar bahwa arti setia itu adalah, ketika dia menemukan seseorang yang lebih baik daripada Anna, tetapi Angga tetap memilih Anna. Karena, yang baru belum tentu bisa mengerti dirinya seperti Anna. Angga juga pernah berada di titik jenuh hubungannya dengan Anna, sampai-sampai mereka tidak bertegur sapa selama beberapa
hari. Namun, rasa rindu dan saling membutuhkan mengalahkan segalanya. Angga berjalan menuju kelas Anna di deretan kelas XI. Dia masuk ke sebuah ruang kelas dan melihat Anna sedang menempelkan kepalanya di meja dengan satu tangan memegang perut.

Penulis: Asri Nurasyiah
Penerbit: Bentang Belia
ISBN13: 9786024301620
Format: .pdf
Filesize: 3MB


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Comments

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *