Novel ini sangat menarik karena memberikan perspektif baru dalam cara baca-pandang terhadap sejarah. Dengan merujuk pada kitab-kitab versi Cirebon, novel ini mampu menghadirkan sisi-sisi kemanusiawian Syaikh Siti Jenar. Novel ini mampu hadir tanpa absurditas dan paradoksal. Tidak ada tragedi pengadilan oleh Wali Songo, apalagi hingga putusan hukuman mati.
Pada buku pertama hingga ke tiga, pembaca telah diajak berziarah pada konsep filosofis Yang Wujud dan maujud serta pengalaman ruhani Syaikh Siti Jenar menuju Yang Mutlak. Menyusur jauh pada asal usul Syaikh Siti Jenar hingga berangkat menjalankan ibadah haji ke Makah. Di Makah inilah Syaikh Siti Jenar “berjumpa” dengan Abu Bakar Ash-Shiddiq yang mengajarkan tarekat kepadanya. Sekembali dari Makah, Syaikh Siti Jenar menyebarkan ajarannya, hingga diangkat menjadi dewan wali.
Buku keempat, yang ada di tangan pembaca ini memberikan perspektif lebih tajam, yakni pendidikan penyadaran kepada rakyat dan juga kaum elit penguasa. Bagi Syaikh Siti Jenar, manusia secara fitrah adalah merdeka. Manusia dengan sesamanya adalah setara, sederajat. Maka, tidak benar bila ada manusia “kawula” yang sah diperbudak dan ada manusia “gusti” yang sah pula memperbudak.
Detail Buku:
Judul: Suluk Sang Pembaharu Perjuangan dan Ajaran Syaikh Siti Jenar buku 4Penulis: Agus Sunyoto
Penerbit: Pustaka Sastra LKis, Cetakan V: 2012
ISBN: 9789793381557
Page: 381
Besar file: 1,75Mb
Baca - Download: Google Drive
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.