Tik-Tok-Tik-Tok. Ah, jamku. Mengingatkanku lagi sampai ke detik-detiknya, betapa tepat waktunya aku. Malah sebenarnya aku datang beberapa menit sebelum waktu yang dijanjikan. Tapi orang yang kutunggu belum juga datang.
Kulirik pelayan terdekat. Ia yang tadinya terlihat sedang menatapku dengan sedikit ternganga tiba-tiba menjadi sibuk membersihkan celemek dan lengan bajunya. Padahal setitik remah pun tak ada di sana. Aku mendengus sebal sambil memegangi jamku.
Masa aku harus menyetel alarmnya biar berbunyi nyaring, untuk mendapat perhatian di sini? Atau melemparnya ke dahi si pelayan yang tampak begitu mengilat? Uuh, nggak usah deh! Sayang kan, nanti jamku bisa rusak!
Agaknya pelayan itu dapat membaca pikiranku. Tatapannya terlihat cemas saat ia akhirnya mendekat. Itu pun dengan takut-takut, seakan setiap saat aku bisa mengeluarkan ular kobra sejumlah 235 ekor dari balik jaket yang dapat mematuknya dalam waktu yang sangat singkat. Kalau memang ini yang ia pikirkan, tidak sepenuhnya salah. Karena kekesalan yang kupendam, kalau kulampiaskan, mungkin lebih mengerikan daripada sekadar dipatuk ratusan ular.
Judul : Ratu Jeruk Nipis
Karya : Primadonna Angela
Download : Ratu Jeruk Nipis.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.