Sinopsis:
Kalau ada orang yang bisa Katya bunuh di dunia ini, nama pertama yang akan dia buru pasti adalah Nathan. Katya paling nggak tahan dengan kelakuan Nathan yang seenak jidatnya tanpa meduliin orang lain bakal tersakiti atau nggak. Nathan hanya peduli dengan kepuasannya sendiri mentang-mentang dia itu cucu dari yang punya yayasan di sekolahnya.
Bagi Katya, Nathan itu satu dari sekian orang yang nggak punya otak. Enggak mikir, bahwa apa yang dia lakukan selama ini buang-buang uang orangtua. Enggak mikir, bahwa perbuatannya bodoh, dan apa yang dia perbuat itu mungkin aja nyakitin orang-orang. — (hlm. 26)
Sampai suatu hari Nathan lagi malakin anak SMP yang digagalkan oleh Katya. Hal itu benar-benar bikin Nathan kesal karena cewek itu suka sekali ikut campur urusannya. Lalu muncul ide dari salah satu teman Nathan yang menyarankan untuk membuat tantangan pada Katya: nantangin pacaran, tapi bagi yang mutusin duluan nanti bakal kalah dan kena hukuman sesuai keinginan si pemenang. Tanpa ba-bi-bu lagi, Nathan langsung nemuin Katya dan nawarin tantangan itu. Katya nggak mau dong, tapi kalau langsung nolak maka dia langsung dinyatakan kalah dan harus jadi babunya Nathan. Ya, akhirnya terpaksa lah Katya terima jadi pacar Nathan meski jijiknya minta ampun.
“Astaga, gue nggak tahu lagi yang mana yang lebih laknat. Jadi pacarnya, atau jadi pembantunya?” — Katya (hlm. 14)
Bisa kalian tebak kan selanjutnya kayak gimana? Ya, mereka jadinya ke mana-mana serba bareng, serba diantar dan dijemput sama Nathan. Tentunya ini bikin gempar di sekolah karena selama ini udah sangat dikenal kalau Katya itu musuh besarnya Nathan. Katya tuh benci banget sama Nathan. Nah, kok bisa tiba-tiba pacaran? Kan aneh banget di mata kebanyakan orang. Hal ini juga nggak luput dari pantauan Kiara yang merasa kalau hanya dirinya yang berhak memiliki Nathan, bukan cewek biasa macem Katya. Kalau Katya sih menjalaninya secara terpaksa ya, tapi nggak tahu deh Nathan-nya gimana. Kayaknya sih dia sangat menikmati kesempatan itu.
“Cinta bukan sesuatu yang bisa dipaksakan. Mau lo ngelakuin apa juga, kalau hatinya udah kecantol di tempat lain mah ya, mana bisa.” — Kiara (hlm. 167)
Namun, semua kebencian itu seolah mulai luput dari diri Katya ketika suatu hari Nathan dengan rela mengorbankan dirinya tersakiti secara fisik demi keselamatan Katya saat tawuran. Apakah Katya mulai luluh dengan segala kebaikan Nathan dan mulai bisa menerima kehadirannya sebagai pacar? Rahasia apa saja yang berhasil Katya dapatkan dari kehidupan Nathan yang selama ini disembunyikan dengan sangat rapat? Mampukah Katya membantu Nathan keluar dari semua kegelapan itu?
Katya lagi-lagi terdiam. Kini, dia mengerti mengapa Nathan menjadi pribadi yang begitu menyebalkan, egois, dan tidak memikirkan perasaan orang lain. Semuanya karena keluarganya. Dia membuat onar bukan karena nakal, tapi semata-mata ingin mendapatkan perhatian orang. Dia bersikap sok berkuasa, bukan karena sombong. Tapi, hanya ingin didengarkan. Dia bersikap egois bukan karena kekanakan, tapi sekedar ingin mendapatkan apa yang dia mau. Mungkin selama ini, dia tidak pernah mendapatkan semua itu. — (hlm. 70)
Penulis: Equita Milianda
Penerbit: Mizan Publishing
ISBN13: 9786020851662
Format: .pdf
Filesize: 2MB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.