Setiap orang berhak punya mimpi. Semustahil apa pun, setinggi apa pun, meski tanpa kedua tangan yang mampu menggapainya, setiap orang berhak punya mimpi besar.
Mungkin memang terasa berat. Seperti mimpiku. Mimpi besarku yang kemudian kandas di tengah jalan. Lengan kiriku rasanya berat, sedangkan yang satunya tak dapat kukontrol dengan baik. Aku selalu berputus asa karena kondisi ini. Padahal aku sudah berjanji dalam hati akan mewujudkan mimpi-mimpiku.
Lalu sebuah tekad muncul saat melihatnya bocah yang mengesankan. Kupikir, pastilah dia orang yang Tuhan berikan untuk menjadi perpanjangan mimpi-mimpiku mimpi yang selama ini hanya bisa mendekam di sudut terjauh benakku. Pasti dia orang yang bisa menjadi pengganti tangan kananku! Dari situlah, kemudian aku berani kembali bermimpi.
Riuh penonton di gedung olahraga siang itu tidak seramai saat pertandingan yang sebenarnya. Tentu saja, ini hanya pertandingan persahabatan di awal tahun ajaran yang bisa dibilang terlalu dini. Kebanyakan penonton hanya anggota tim yang tidak ikut bertanding, anakanak kelas X yang baru saja mengisi formulir ekstrakurikuler, atau cewek-cewek yang ingin cuci mata.
Judul : God Speed
Karya : Ghyna Amanda
Download : God Speed.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.