”Selamat pagi Jakarta! Apa kabar Jakarta pagi ini? Buat kalian yang baru aja selesai ujian kenaikan kelas, pasti lagi dag-digdug nungguin hasil kelulusan, kan? Kalo gitu, gue bakalan puterin lagu yang asyik banget supaya kalian nggak deg-degan lagi. Ini dia…”
Suara cablak penyiar sebuah radio remaja ibu kota menyapa pagi itu. Membangunkan ayam jantan yang hampir lupa berkokok, menidurkan hansip malam yang selesai keliling kompleks, dan memberi semangat warga Jakarta yang siap menantang hari itu, mulai dari iyem-iyem yang mau pergi ke pasar, mbokmbok jamu, sampai para pejabat yang siap meluncur dengan mobil pribadi mereka. Welcome to Jakarta!Kota sejuta mimpi.
Tempat dunia mimpi dan kenyataan membaur menjadi satu.
”Matiin radionya, Pak!”
Suara dingin nan tegas keluar dari bibir mungil seorang cewek yang duduk di kursi belakang sebuah sedan hitam. Pak sopir yang tampak serius menyetir melirik melalui kaca spion mobil. Kemudian tangan kirinya menggapai tombol off pada remote tapemobil. Klik!
Tak ada sedikit pun suara yang terdengar dari dalam mobil setelah tapedimatikan. Baik suara mesin, ataupun suara kendaraan yang berpapasan dengan mobil mereka. Sepertinya mobil itu kedap suara. Mungkin itu sensasi yang dirasakan kalau naik mobil mahal. Bisu. Bahkan sang sopir yang punya tampang mirip Tukul Arwana itu pun nggak punya keberanian untuk mencairkan keheningan saat itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.