Aliya tersenyum lebar. Bel panjang pertanda waktu
istirahat yang ditunggunya tiba juga. Saatnya untuk beraksi! Gadis itu merogoh ke kolong meja kayu, tempatnya berdua dengan Chika, meraih bungkusan plastik yang disiapkannya sejak pagi.
Matanya mengikuti langkah Bu Evi, guru bahasa Indonesia, yang baru saja menyelesaikan pelajaran, keluar dari pintu kelas seiring suara ketukan sepatunya yang terdengar menjauh. Merasa aman,
Aliya menarik sepenuhnya bungkusan plastik itu dari kolong meja.
Wangi harum langsung menguar saat bungkusan itu diletakkan di meja dan dibuka ikatannya.
”Hmm... jadi lapaaar,” desis Chika yang duduk di sebelah Aliya. Spontan Aliya terkikik. Chika mengendus-endus dengan mata terpejam, membaui aroma sedap yang terbang di sekelilingnya.
”Kamu bawa apa hari ini, Al?” Zia mencondongkan badan dari balik punggung Aliya. Cewek tomboi itu berusaha melihat isi yang dikeluarkan Aliya dari bungkusan. Zia duduk tepat di belakang Aliya dan Chika.
”Ada mi goreng kesukaanmu,” jawab Aliya tanpa menoleh. Dia mengeluarkan kemasan-kemasan kecil dari kantong plastik. ”Nasi goreng dan lumpia.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.