Prolog
Hutan karet di pelosok jawa, 1945
"Hideyoshi sanada ! Hide.. yoshi Sanada!" bisik para tentara NICA dengan ketakutan. delapan rekan mereka sudah tewas mengenaskan di tengah hutan. kini sisanya tinggal empat orang.
Kondisi langit yang tak menentu pada dini hari ini mendidihkan darah. Kilat hadir tanpa diundang dan sekejap mengusai langit. angin terkadang bertiup kencang, ada kalanya sepoi-sepoi.
Gerimis lambat laun meraba tanah.
"Hideyo... Shi!" seorang tentara NICA bersiap dengan Shotgun. jari telunjuk yang terkena darah almarhum kawannya menarik pelatuk. pupil mata membesar. dia yakin baru saja menangkap sosok bayangan yang dia takuti tengah berada di balik pepohonan karet. Dia semakin ketakutan. perutnya bergolak, dililit ngeri.
Jakun para tentara NICA naik turun. sudah bekali-kali mereka berempat menelan ludah, tetapi sosok yang mereka yakini adalah Hideyoshibelum juga menunjukkan batang hidunngya. kehadiran disekitar hutan hanya bisa dibuktikan dengan adanya jenazah para tentara NICA yang bergelimpangan di rerumputan becek. tentu saja sayatan-sayatan di tubuh jenazah-jenazah itu adalah hasil karya Hideyoshi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.