Mrs. Bantry sedang bermimpi. Tanaman kacang polongnya baru saja memenangkan hadiah pertama dalam pameran tanaman. Pak Pendeta, yang mengenakan jubah dinasnya, kini sedang menyerahkan hadiah-hadiah di gereja.
Bu Pendeta melewatinya, hanya mengenakan pakaian renang. Tetapi karena kejadian ini hanya sekadar mimpi, busana Bu Pendeta ini tidak menimbulkan kegemparan di antara anggota gereja sebagaimana yang pasti akan terjadi dalam kehidupan yang sesungguhnya....
Mrs. Bantry benar-benar sedang menikmati mimpinya. Ia memang mempunyai kebiasaan terbuai oleh alam mimpinya di pagi hari, sampai teh paginya dihidangkan, dan pada saat itu buyarlah alam mimpinya. Antara sadar dan tidak, samar-samar Mrs. Bantry mendengar bunyi-bunyi kesibukan pagi hari dalam rumah tangganya.
Bunyi cincin-cincin tirai yang beradu ketika tirai di dekat anak tangga itu disibakkan oleh pembantu rumah tangganya, bunyi sapu dan sekop yang sedang dipergunakan pembantunya yang kedua di lorong luar, dan di kejauhan terdengar pula bunyi selot pintu depan yang berat dibuka.
Permulaan suatu hari yang baru lagi. Sementara itu Mrs. Bantry masih ingin dibuai sedikit lebih lama lagi oleh impiannya tentang pameran tanaman itu karena mimpinya ini semakin terasa seperti benar benar terjadi....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.