Banyak orang mengira dia sudah mati, tapi tidak demikian halnya bagiku.
Ya, aku memang melihatnya terapung-apung di kolam itu, pucat dan bengkak, dan sama sekali tidak mirip anak perempuan yang pernah kukenal. Aku juga hadir dalam pemakamannya, melihatnya berbaring dengan sopan di dalam peti mati, peti yang kemudian ditutup dengan rapat dan dikuburkan empat meter di bawah permukaan tanah.
Aku melihat banyak orang menangisinya mata-mata penuh air mata kesedihan yang kemudian berubah marah saat menatapku. Mata-mata yang mengatakan satu hal yang sama: kau sudah membunuhnya!
Tapi itu kecelakaan! begitulah pembelaan diriku selama ini. Aku tidak mendorongnya, dia sendiri yang jatuh ke kolam. Aku bahkan berusaha menolongnya, hanya saja dia terlalu panik untuk menerima pertolonganku. Aku berusaha melupakan rasa puas yang sempat memenuhi hatiku, saat melihatnya berhenti berusaha untuk hidup.
Tapi pokoknya, itu bukan salahku.
Lalu ibuku bunuh diri, meninggalkan catatan bahwa dia tidak sanggup hidup bersama anak yang sudah membunuh anak perempuannya. Apakah ini berarti aku bukan anakmu juga, Mama? Pikiran ini menyakitiku, siang dan malam, baik saat aku terbangun maupun di dalam mimpiku. Aku menyadari bahwa aku mulai terpisah dari dunia ini. Semua orang mengucilkanku.
Baca juga : Novel Karya Esti Kinasih
Ayahku bahkan membawaku tinggal di rumah terpencil di luar kota, tempat kami tidak perlu menghadapi pandangan menuduh para tetangga, teman, dan keluarga. Namun ayahku juga sangat sering meninggalkanku sendiri. Katanya dia harus pergi ke luar kota atau luar negeri untuk bekerja. Hah, alasan!
Dan pada saat aku sendirian, dia pun muncul lagi.
Tak ada yang berubah pada dirinya. Tak ada bekas-bekas kematian yang terlihat pada dirinya. Dia tampak sama seperti dulu cantik, menggemaskan, dan membuatku muak setengah mati. Tapi aku tahu yang lebih baik: dia sudah mati. Yang kuhadapi ini hanyalah hantunya.
Judul : Novel Teror (Johan Series 4)
Karya : Luxie Xu
Download : Novel Teror (Johan Series4).pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.