"Letakkan diatas lantai saja,Pak!" katanya sesudah sampai di tempat yang di tuju. ia mempergunakan bahasa jawa yang masih dikuasainya dengan cukup bagus, kemudian dengan ucapan terimakasih ia mengeluarkan selembar uang ribuan, ongkos yang diminta oleh kusir itu ketika tawar-menawar di stasiun tadi, ia masih menambahkannya dengan dua lembar uang ratusan yang masih baru.
Baca juga : Novel hujan karya tere liye
"Oh, Matur nuwun Ndoro..." si kusir tergopoh menerima uang itu, ia pun membungkukan tubuhnya yang tampak mulai rapuh dimakan usia dan kerja keras itu, uang ratusan masih berharga di kota kecil ini. "Terima kasih kembali!" nunik tersenyum dan membiarkan lelaki tua itu terbungkuk-bungkuk pergi.
Baca juga : Novel dilan (dia adalah dilanku) karya pidi baiq
Mau tak mau ia harus menerima dan memaklumi sisa-sisa zaman feodal yang msih belum hilan dari kota kerajaan ini. pengaruh dua buah keraton yang tellah berabad-abad begitu kuat mewarnai kehidupan kota ini, belum seluruhnya sirna oleh udara kemerdekaan dan sentuhan modernisasi yang merambah di mana-mana. pengaruh itu bahkan masih cukup pekat menyentuh rumah dan sekitarnya yang ada di hadapan nunik saat itu.
Judul : Pengantin Kecilku
Karya : Maria A. Sardjono
Download : Pengantin KecilKu.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.