Tiga ribu dolar, 18 hari, untuk 3 orang, hanum." suara fetra di ujung telepon membuat saya bergidik. saya tahu fetra di ujung sana juga tak tega mengatakannya. ketika menyebut anggaran yang disediakan, suaranya melemah. menahan urat malu. lalu dia menyebut nama seoran juru kamera.
Belum sempat saya menanggapi kata-katanya, Fetra kembali melanjutkan. “Jadi, semua talent dan fixer sudah siap, kan?” Kali ini nada bertanyanya lebih mantap, karena ini menjadi inti dari perjalanan kami ke Eropa nanti: meliput profil Muslim di Eropa untuk bulan Ramadhan.
Talentadalah istilah untuk profil orang-orang yang diwawancarai atau ditentukan sebagai bintang program acara. Sedangkan fixer adalah orang lokal suatu daerah yang biasanya membantu reporter sebagai guide selama tinggal di daerah bersangkutan.
Saya berdeham mantap menjawab Fetra. “Ya. Sudah fixedsemua.”
Baca juga : Kumpulan Novel karya Tere Liye
Sesungguhnya, tidak ada satu pun dari talentataupun fixeryang benar-benar positif. Pikiran saya masih terpaku pada angka USD3.000 untuk 3 orang. Bagaimana itu menjelma menjadi 18 malam di penginapan, 18 hari biaya transportasi dalam kota dan antarnegara, uang makan dan komunikasi; belum lagi honor talentdan fixer, tagihan laundry, charge ba gasi, dan tetek bengek lain yang terangkum dalam biaya tak terduga? Sebuah misi yang tidak mungkin!
Eropa boleh jadi merupakan benua paling mahal di bumi ini. Kalau dirupiahkan, biayanya bisa membuat perut makin mual. Biaya kamar hotel per malam bisa setara biaya indekos di Indonesia untuk sebulan! Terlebih lagi jika kru yang dikirim berbeda jenis kelamin. Perbedaan gender akan membengkakkan biaya akomodasi
Judul : Berjalan Diatas Cahaya
Karya : Hanum Salsabiela R
Download : Berjalan Diatas Cahaya.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.