Cerita tentang generasi muda India yang gamang, mencari jati diri diantara pertentangan nilai-nilai barat dan timur, dan efek sosial dan psikologis yang dirasakan oleh mereka karena berada di wilayah ‘antara’ budaya barat dan timur.
Berita buruk itu datang. Sai tiba-tiba menjadi yatim piatu dan harus pindah dari asrama ke rumah kakek yang tak pernah dikenalnya, sang hakim. Di rumah tua di kaki Gunung Kanchenjunga, Himalaya, itulah Sai mengenal Gyan, sang guru Matematika, dan jatuh hati kepadanya. Tetapi mereka bak bumi dan langit, Sai yang berpendidikan barat dan Gyan yang sangat tradisional. Sang hakim yang awalnya khawatir kehadiran Sai akan merusak ketenangannya, akhirnya malah teringat kepada masa mudanya, seorang pemuda India yang berusaha keras menjadi pria Inggris, namun pada akhirnya tak merasa menjadi bagian dari apa pun.Di rumah itu pula tinggal jurus masak sang hakim. Putranya, Biju, barhasil pergi ke Amerika namun ternyata dia harus mati-matian bertahan hidup sebagai imigran gelap di Kota New York, demi mewujudkan mimpi dan kebanggaan sang ayah. Sampai ketika terjadi kerusuhan di Kalimpong, dan ayahnya tak bisa dihubungi, dia memutuskan pulang ke India, ke negeri yang dulu tak sabar ingin ditinggalkannya.
“Hanya biskuit. Si tukang kue pergi menghadiri pernikahan anak perempuannya.”
“Aku tidak mau biskuit.”
“Bisa-bisanya dia pergi menghadiri sebuah pernikahan? Begitukah cara menjalankan bisnis? Dasar bodoh. Kenapa si juru masak tidak membuat sesuatu?”
“Gas habis, minyak tanah habis.”
“Lalu kenapa dia tidak menggunakan kayu bakar? Semua juru masak lama bisa-bisa saja membuat kue yang enak dengan menumpuk arang di sekitar kotak kaleng. Kau kira dulu mereka punya kompor gas, kompor minyak? Terlalu malas saja sekarang.”
Buku novel senja di Himalaya memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan buku novel yang lain yakni memiliki daftar istilah India, memiliki daftar istilah Non-India, memiliki daftar nama orang dan buku tersebut juga mengandung banyak nilai-nilai positif yang dapat diambil untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain memiliki keunggulan, buku senja di Himalaya juga memiliki banyak kekurangan yakni buku terjemahan tersebut masih memiliki kata-kata yang sulit dimengerti sehingga tidak semua pembaca bisa mengerti isi dari buku tersebut.
Buku ini disajikan untuk para pembaca yang memiliki tingkat intelegensi yang kuat sehingga dapat memaknai buku tersebut. Buku senja di Himalaya ini memiliki banyak sekali nilai-nilai positif yang sangat bermanfaat. Buku novel ini memang layak untuk dibaca karena dalam sejarahnya novel ini pernah memenangkan Man Booker Prize for Fiction 2006. Penghargaan untuk novel terbaik sepanjang tahun yang ditulis oleh warga negara di negara persemakmuran Inggris dan Irlandia dimana novel tersebut harus diterbitkan dalam bahasa Inggris dan tidak dipublikasikan sendiri.
Detail Buku :
Judul : Senja di HimalayaDiterjemahkan dari The Inheritance of Loss
Penulis : Kiran Desai
Penerjemah: Rika Iffati Fariha
Penerbit : Hikmah
ISBN: 978-979-114-137-6
Baca - Download : Box.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.