Apresiasi atas Lien dan Novel Perempuan Cahaya
Lewat buku ini Lien menunjukkan kepada kita bahwa bertahan (bersabar) selalu menjadi pilihan terbaik.-Fatih Zam, Penulis novel Perjalanan Mengalahkan Waktu
Lien Auliya telah menjalani cuci darah selama sembilan tahun. Cukup lama, tetapi belum menjadi yang terlama. Tahun-tahun cuci darah dilaluinya dengan tegar, ikhlas, dan ceria. Cuci darah dianggapnya sebagai ibadah, tanda kepasrahan kepada Tuhan. Inilah yang membedakan Lien dari banyak pasien cuci darah lainnya. Buku ini tak hanya wajib dibaca oleh pasien cuci darah , tetapi semua pasien yang menderita penyakit kronis. Pengobatan cuci darah hanya mengobati badan, sedangkan jiwa dan semangat hidup harus diatasi oleh pasiennya sendiri. Inilah yang patut dicontoh dari sosok Lien Auliya Rachmach.
- Prof. Dr. Rully MA Roesli, Sp. PD KGH, Spesialis Ginjal dan Hipertensi
Gagal ginjal bukanlah akhir dari segalanya. Cuci darah tidak selalu berujung lara dan nestapa. Kisah inspiratif, merupakan titik balik saat manusia harus lebih bersyukur pada Sang Pencipta atas takdir terindahNya. Gambaran semangat yang begitu nyata atas kehidupan kakak, sahabat, sekaligus mentorku Teh Lien Auliya Rachmach.
- Herni Hernawati, Teman Satu Jadwal HD di RS Gunung Jati, Cirebon
Menjadi pribadi yang tetap berpikir positif dan terus berkarya dalam kondisi keterbatasan adalah sebuah epik kehidupan. Mengenal pribadi dan karya Teh Lien, bagi saya sama saja dengan membaca kisah kepahlawanan yang sesungguhnya. Teh Lien tidak sekadar bergerak, namun juga berkarya dengan luar biasa. Buku ini merangkum catatan panjang yang tidak sekadar tumpah, namun juga membangkitkan jiwa kepahlawanan siapa pun yang membacanya. Agar terus berjuang, semampunya, lalu menyerahkan kepada Tuhan apa yang menjadi sisanya.
- Tasaro GK, Novelis Muhammad: Lelaki Penggenggam Hujan
Sebuah kisah nyata inspiratif berbalut ilmu dan hikmah yang mengingatkan betapa tipisnya batas kematian. Sangat dianjurkan untuk dibaca sebagai cermin bagi kita bagaimana menggantikan duka menjadi ceria, kufur menjadi syukur, dan putus asa menjadi roja, sehingga mampu melepaskan diri dari sebuah tekanan melalui beragam cara pembebasan.
- Yudhie Andriyana, M.Sc., Sahabat, Dosen Statistika Unpad, Ketua FLP Wil. Jerman 2008-2010
Tidak semua yang buruk pasti buruk, begitu pun sebaliknya. Menjadi pasien penderita penyakit menahun itu bukan perkara yang mudah dijalani karena tingkat tekanan dari lingkungan sekitar, keluarga, bahkan diri sendiri. Banyak hal, informasi, motivasi yang bisa diambil dari buku ini karena setiap manusia akan menunggu kejutan yang diberikan penciptanya bagi yang mau bersabar. Selamat berjuang untuk semua orang yang berjuang untuk kehidupannya. Semoga, jika tidak di dunia, maka kelak di akhirat ada yang lebih indah menunggu.
- dr. Teguh Rasyid, Dokter Ruang HD RS Gunung Jati, Cirebon,
Penulis Lien kerap dihadapkan pada pilihan yang sulit, tapi ia merespons semua yang menimpanya dengan ikhlas, sabar, ikhlas dan tetap husnudzdzon pada Rencana Besar Allah. Lien benar-benar memberikan pelajaran kepada saya bagaimana menjadi aktor yang hebat berdasar Skenario Indah-Nya. Lien selalu mampu memainkan perannya dengan indah meski peran yang harus dijalaninya bukanlah peran yang diinginkannya. Ini pasti tidak mudah, tapi Lien selalu bisa melewatinya.
- Nida Nadia, S.Psi., Sahabat, Psikolog, Direktur PT Sancita, Kuningan
Detail Buku :
Judul : Perempuan CahayaPenulis : Lien Aulia Rachmach
Penerbit : Qanita
ISBN : 978-602-1637-56-2
Jumlah Halaman : 324
Jenis File : PDF
Besar File : 7,45 Mb
Baca - Download : Google Drive
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.