Novel Kiriman Sahabat
Ebook format pdf
Penulis: Asih Suwarsy
” Demi, tidak bisakah kamu mengendalikan emosimu? Kenapa selalu orangorang yang ada disekitarmu kamu sakiti?” Nando menatapku tajam. Dia masih merangkul Yeni. Yeni hanya menangis. Aku mencibir. Sepertinya Yeni tahu betul memanfaatkan kelemahan Nando. Dia terus menangis tanpa mengeluarkan satu
katapun.
” Kamu baru saja datang, Nando. Kamu tanya saja dia! Aku pulang dulu.” aku segera keluar lalu mengambil tas dan mapku yang ada di atas meja. Retno mengejarku saat aku berjalan keluar menuju mobilku.
” Mbak Demi, kenapa tidak menjelaskan semuanya ke Nando?” tanyanya sambil menahan pintu mobil yang hendak aku tutup.
” Aku pergi dulu, Ret. Aku mau menenangkan diri dulu.” segera kutarik pintu mobil. Retno melepasku dengan wajah cemas. Kulihat lewat kaca mobil, dia masih berdiri memandangku. Aku benar-benar marah. Marah karena perbuatan Yeni, marah karena kata-kata Nando yang menyudutkanku. Terutama aku marah karena sikap Nando ke Yeni. Harus aku akui mungkin karena itulah aku menjadi lebih marah. Aku shock melihat keakraban mereka. Nando yang aku tahu tidak pernah bersikap lembut ke pada perempuan lain selain terhadapku tiba-tiba memperlihatkan pemandangan itu didepanku.Mataku sakit melihatnya.
Ebook format pdf
Penulis: Asih Suwarsy
” Demi, tidak bisakah kamu mengendalikan emosimu? Kenapa selalu orangorang yang ada disekitarmu kamu sakiti?” Nando menatapku tajam. Dia masih merangkul Yeni. Yeni hanya menangis. Aku mencibir. Sepertinya Yeni tahu betul memanfaatkan kelemahan Nando. Dia terus menangis tanpa mengeluarkan satu
katapun.
” Kamu baru saja datang, Nando. Kamu tanya saja dia! Aku pulang dulu.” aku segera keluar lalu mengambil tas dan mapku yang ada di atas meja. Retno mengejarku saat aku berjalan keluar menuju mobilku.
” Mbak Demi, kenapa tidak menjelaskan semuanya ke Nando?” tanyanya sambil menahan pintu mobil yang hendak aku tutup.
” Aku pergi dulu, Ret. Aku mau menenangkan diri dulu.” segera kutarik pintu mobil. Retno melepasku dengan wajah cemas. Kulihat lewat kaca mobil, dia masih berdiri memandangku. Aku benar-benar marah. Marah karena perbuatan Yeni, marah karena kata-kata Nando yang menyudutkanku. Terutama aku marah karena sikap Nando ke Yeni. Harus aku akui mungkin karena itulah aku menjadi lebih marah. Aku shock melihat keakraban mereka. Nando yang aku tahu tidak pernah bersikap lembut ke pada perempuan lain selain terhadapku tiba-tiba memperlihatkan pemandangan itu didepanku.Mataku sakit melihatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.